
Ketika kita pensiun, yang berhenti itu jabatan, bukan kehidupan.
Tapi banyak yang keliru. Begitu pensiun dari pekerjaan, mereka ikut mempensiunkan hidupnya.
Padahal tubuh kita belum selesai. Otak kita masih bekerja. Hati masih ingin belajar. Hidup masih menunggu untuk dijalani.
Di usia ini, banyak orang merasa cerita sudah habis. Padahal hanya peran yang berganti. Panggung kehidupan tetap terbentang luas. Tubuh kita, otak kita, seolah berbisik: βJangan berhenti.β
Penelitian dari Swedia menunjukkan, bahkan di usia 70-an, otak masih bisa menumbuhkan sel-sel baru di hipokampus, pusat ingatan, belajar, dan emosi (Boldrini et al., 2018). Artinya, kita bisa terus belajar, tumbuh, dan berubah, selama mau membuka pikiran.
Gerd Kempermann (2015) menegaskan: otak dewasa tetap lentur (neuroplastis). Tantangan baru, aktivitas fisik, dan kehidupan sosial bisa membuatnya tetap hidup.
Kalau tubuh kita saja masih mau bertumbuh untuk kita, kenapa kita yang punya tubuh malah ingin memilih berhenti?
Lihatlah Mahathir Mohamad, yang di usia 93 tahun kembali menjadi Perdana Menteri Malaysia. Tetap aktif dan sehat hingga usia 100 tahun hari hari ini.
Atau Nelson Mandela, yang memimpin Afrika Selatan keluar dari apartheid di usia 75. Bahkan di Indonesia, B.J. Habibie tetap aktif memberikan gagasan dan inspirasi hingga akhir hayatnya. Mereka membuktikan: usia hanyalah angka, selama pikiran tetap hidup.
Pensiun bukan akhir. Ia seperti suasana Jam Delapan Malam ππ : langit mulai gelap, Tapi justru itulah saat lampu-lampu dinyalakan.
Mulailah hal-hal yang dulu tertunda. Tulis kisah hidup, Bagikan pengalaman pada generasi muda. Pelajari bahasa baru. Atau mulalah berkebun, beternak, Bisa juga melukis, menulis artikel atau puisi.
Penelitian Harvard (Waldinger & Schulz, 2023) menemukan: relasi sosial yang hangat membuat otak tajam hingga usia tua. Temui sahabat, masuk komunitas, bercakap dengan keluarga. Setiap tawa dan cerita membangunkan bagian otak yang tertidur.
Ingatlah: tubuh kita belum menyerah. Jadi, mengapa kita harus menyerah?
Tak ada alasan untuk berhenti berkarya. Tak ada alasan untuk berhenti belajar.
Panggung masih terbuka, dan lampu masih menyala untuk kita.
ditulis dengan bantuan AI
Terimakasih inspirasinya Pak. Ijin saya share tulisannya. Kalimat akhir itu kunci yang sangat kuat membangunkan kesadaran banyak orang yang membaca tulisan Bapak. Salah satunya adalah seorang dokter spesialis mikrobiologi plus arsitek yang ingin mencantumkan kalimat inspirasi itu dalam tulisan beliau berikutnya