
Membaca Ulang Tauhid sebagai Peta Realitas
QS Al-Ikhlâs sering kita baca dalam shalat, namun jarang kita renungkan kedalaman maknanya. Surat pendek ini, menurut Ahmed Hulusi, adalah inti dari seluruh pemahaman tentang hakikat wujud. Ia bukan hanya deklarasi teologis, tetapi juga peta kosmos dan fondasi cara manusia memahami dirinya di tengah semesta.
Ahad: Sumber Segala Realitas
Ayat pertama, “Qul huwa Allahu Ahad”, tidak sekadar menegaskan Tuhan itu satu. Dalam pandangan Hulusi, Ahad adalah keesaan absolut, satu wujud yang melandasi seluruh keberadaan. Segala yang kita lihat, dari partikel terkecil hingga galaksi terbesar, adalah manifestasi dari satu sumber yang sama. Penjelasan ini membantu pembaca memahami bahwa keberagaman di alam bukanlah banyak wujud, melainkan satu realitas yang menampakkan diri dalam berbagai bentuk.
Shamad: Keteraturan yang Menopang Semesta
Ayat kedua, “Allahus-Shamad”, menggambarkan Tuhan sebagai tumpuan dan pusat ketergantungan seluruh wujud. Semesta berjalan dengan hukum yang konsisten gravitasi, gaya elektromagnetik, struktur materi, semua ini menandakan adanya sistem yang menyatukan dan menopang segala sesuatu. Hulusi menjelaskan bahwa setiap bagian alam menyimpan informasi tentang keseluruhan, mengingatkan manusia bahwa ia adalah bagian dari jaringan kosmos yang terhubung erat.
Transendensi: Melampaui Ruang dan Waktu
Ayat ketiga, “Lam yalid wa lam yūlad”, menjelaskan bahwa Tuhan tidak berada dalam proses biologis atau batasan ruang-waktu. Tuhan tidak “bertempat” dan tidak “menyerupai” makhluk. Ruang dan waktu adalah bagian dari ciptaan, bukan sifat dari Sumber Realitas itu sendiri. Pemahaman ini mengajak pembaca meninggalkan gambaran antropomorfik dan menyadari bahwa dimensi ketuhanan jauh melampaui batas persepsi manusia.
Ketakterbandingan: Tiada yang Setara dengan-Nya
Ayat terakhir, “Wa lam yakun lahu kufuwan ahad”, menutup struktur logika surat ini: tidak ada apa pun yang dapat disetarakan dengan Tuhan. Semua fenomena alam, energi, dan hukum fisika hanyalah efek dari keberadaan satu sumber utama. Dengan memahami ini, manusia diajak melihat dunia bukan sebagai kumpulan benda-benda terpisah, tetapi sebagai jaringan realitas yang bergantung pada satu wujud yang tidak mungkin disamakan dengan apa pun.
Penutup
Bagi Ahmed Hulusi, QS Al-Ikhlâs adalah ringkasan kosmologi tauhid. Ia menghubungkan struktur alam raya, potensi kesadaran, dan hakikat manusia dalam satu kesatuan. Melalui surat ini, kita diajak memahami bahwa mengenal diri berarti mengenal kosmos dan pada akhirnya, mengenal Sumber dari segala wujud.
Referensi
- Hulusi, Ahmed. Allahnya Muhammad. AhmedHulusi.org.
- Hulusi, Ahmed. Hakikat Manusia. AhmedHulusi.org.
- Hulusi, Ahmed. Informasi Pengantar untuk Memahami Al-Qur’an. AhmedHulusi.org.
Ilustrasi dan editing dibantu AI