Nanorobot Pemburu Jamur: Perang Sunyi di Dalam Tubuh

Shared tulisan

Bayangkan ada makhluk seukuran debu, tak kasat mata. Tapi mahluk ini punya misi: menyusup ke tubuh anda untuk memburu musuh yang bahkan dokter pun sering kewalahan mengalahkannya. Musuh itu bernama Candida albicans, jamur oportunistik yang hidup secara alami di tubuh manusia. Biasanya jinak, namun bisa berubah menjadi pembunuh senyap ketika pertahanan tubuh kita melemah, menyebabkan infeksi serius pada kulit, mulut, atau organ dalam.

Selama ini, perang melawan Candida ibarat mengepung benteng batu. Jamur ini pandai membentuk biofilm, lapisan pelindung yang membuatnya kebal terhadap obat. Antibiotik atau antijamur yang kita minum seringkali hanya menggores permukaan, sementara koloni jamur tetap hidup di dalam. Akibatnya, infeksi kambuh lagi, obat makin tak mempan, dan risiko kematian meningkat.

Lalu datanglah terobosan sains: nanorobot.

Peneliti Yanling Hu dari Nanjing Polytechnic Institute (Tiongkok) bekerja sama dengan Guisheng Zeng dan Yue Wang dari A*STAR Infectious Diseases Labs (Singapura), serta Dongliang Yang dari Nanjing Tech University (Tiongkok) memperkenalkan dua ‘senjata’ mikro, hasil kolaborasi internasional yang dipublikasikan di jurnal Research tahun 2024 (Hu et al., 2024).

Pertama, Parachute-like Janus Nanorobot (PJN-MN). Bentuknya seperti parasut mini, dilapisi logam platinum dan diisi obat antijamur miconazole nitrate. Dengan bantuan sinar laser, nanorobot ini dapat digerakkan untuk menembus jaringan kulit, membawa obat langsung ke sarang infeksi di bawah permukaan.

Kedua, nanozyme berbasis partikel besi oksida (IONP). Nanorobot ini bergerak di bawah kendali medan magnet, memproduksi Reactive Oxygen Species (ROS), molekul perusak yang mampu mengoyak benteng biofilm dan membunuh jamur dari dalam. Gerakannya lincah: berguling, meluncur, bahkan memantul, membuatnya sulit dihentikan.

Dalam uji laboratorium, kombinasi kedua jenis nanorobot ini mampu menghancurkan biofilm Candida albicans hingga 90% dan menekan infeksi jamur resisten obat secara signifikan. Temuan ini membuka jalan bagi pendekatan terapi baru yang lebih presisi. Pengobatan dilakukan langsung di lokasi infeksi tanpa merusak jaringan sehat.

Kedengarannya seperti fiksi ilmiah, tapi ini riset nyata. Meski begitu, para ilmuwan jujur mengakui tantangannya: bagaimana mengontrol arah nanorobot dengan presisi di dalam tubuh, memastikan keamanannya, dan memproduksinya dalam skala besar dengan biaya masuk akal.

Jika teknologi ini berhasil, masa depan pengobatan akan berubah. Kita mungkin akan melihat dunia di mana dokter tidak hanya memberi resep pil atau suntikan, tapi juga mengirim pasukan nanorobot ke medan perang di dalam tubuh kita.

Sains hari ini sedang membuka pintu yang selama ini hanya ada dalam imajinasi, menantang kita untuk berpikir ulang tentang batas antara biologi dan mesin.

Referensi

Hu, Y., Zeng, G., Wang, Y., & Yang, D. (2024). Nanorobots to Treat Candida albicans Infection. Research. https://doi.org/10.34133/research.0455

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top